• News
  • Unik!!! Sedekah Laut 2024, Nelayan Kebon Jati Larung Jolen Perahu

Unik!!! Sedekah Laut 2024, Nelayan Kebon Jati Larung Jolen Perahu


Cilacap - Mengikuti prosesi pelarungan jolen saat sedekah laut menjadi pengalaman yang cukup menyenangkan sekaligus menegangkan. Apalagi ketika perahu yang dinaiki disambut dan dihantam gelombang laut selatan (segoro kidul) perut serasa dikocok-kocok.

Sedekah laut merupakan tradisi yang dilakukan oleh para nelayan Cilacap setiap bulan Sura sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas rejeki yang telah diterima.

Pada kesempatan sedekah laut tahun ini, tabloidpamor.com bersama salah satu pemilik perahu Tunas Jati 01, Supri warga RT 3 RW 7 Kebon Jati Kelurahan Cilacap melarung jolen yang berupa replika perahu Tunas Jati 01 ke tengah Segoro kidul.

Jolen yang dikemas berupa perahu ini merupakan Jolen yang dibuat secara pribadi pemilik perahu Tunas Jati 01.

"Jolen perahu ini inisiatif saya pribadi, istilahnya secara pribadi saya membuat dan melarung jolen pribadi," kata Supri, Jumat (12 Juli 2024).

Menurutnya, sedekah laut ini merupakan wujud syukur para nelayan kepada Allah SWT yang telah memberikan rejeki kesehatan dan keselamatan.

"Itu utamanya karena kita sebagai orang Jawa, tidak bisa meninggalkan adat karena nenek moyang kita adalah nelayan," ucap pria yang akrab disapa Mandore.

Lebih jauh Supri mengatakan, nelayan di Kabupaten Cilacap ada 8 kelompok nelayan, masing masing kelompok mengadakan syukuran dan melarung jolen.

"Tapi Jolen yang dilarung bukan dari kelompok tapi SUB 7. SUB 7 ini merupakan cabang dari kelompok nelayan. Zaman dulu itu selalu mandiri, misah jadi itu sudah tradisi memang," ujarnya.

Untuk SUB 7 ini, lanjut dia, sebenarnya ada setiap tahun rutin ada jolen yang khusus untuk bersama.

"Harapan kami kedepan sub 7 ini lebih maju dan mandiri karena lepas dari kelompok tapi khususnya untuk sedekah laut," kata Supri.

Dia menambahkan, maksudnya bukan lepas dari anggota kelompok. "Dari dulu memang kalau pesta laut seperti itu. Jadi kedepannya kita lebih ditingkatkan lagi, lebih meriah lagi," ungkap Supri.

Dijelaskan, secara umum dalam sedekah laut atau pesta laut, setiap SUB dan masing masing pemilik perahu (juragan) akan bergotong royong (iuran) untuk membuat dan melarung jolen.

"Tapi bagi pemilik perahu yang ingin melarung jolen sendiri, contohnya seperti saya tidak masalah, bebas. Itu bebas untuk semua anggota melarung atau membuang jolen sendiri. Intinya selalu nguri nguri budaya," tuturnya.

Supri sangat bersyukur dengan hasil laut yang diterima (didapat) nelayan tahun ini. Menurut dia, masalah hasil laut perubahannya pesat banget.

"Bisa dikatakan tahun sekarang itu naik bisa 50 persen dari tahun kemarin. Bahasa nelayannya itu lagi rejehan lah atau kalau bahasa petani lagi panen. Sekarang yang lagi panen itu ikan layur, itu hampir merata semua nelayan di Cilacap menikmati hasilnya untuk bulan ini, tahun ini," pungkasnya.//WD.