• News
  • Guinea Bissau Ingin Belajar Pemantauan Kapal Perikanan ke KKP

Guinea Bissau Ingin Belajar Pemantauan Kapal Perikanan ke KKP


Jakarta - Guinea Bissau, salah satu negara yang berada di Afrika Barat mengaku kagum dengan sarana dan teknologi yang digunakan Indonesia untuk memberantas illegal fishing. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Duta Besar Guinea Bissau untuk Indonesia, Carlos Antonio Moreno, pada saat melakukan kunjungan ke Pusat Pengendalian (PUSDAL) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Disini teknologinya sangat maju, berbeda sekali dengan yang ada di kami. Semua kapal yang ada di perairan Indonesia bisa dipantau dari sini," jelas Moreno kepada Plt. Direktur Jenderal PSDKP, Nilanto Perbowo pada saat melakukan kunjungan ke PUSDAL KKP, Senin (10 Februari 2020) lalu.

Lebih lanjut Moreno juga menyampaikan keinginan pemerintah Guinea Bissau untuk bisa belajar dari Indonesia dalam mengembangkan teknologi pemantauan kapal perikanannya. Teknologi ini menurutnya sangat bagus dan diperlukan disana.

"Kami akan senang kalau Indonesia mau berbagi tentang teknologi ini pada kami. Bisa saja tenaga ahli Indonesia datang ke tempat kami, atau staf kami diperbolehkan untuk belajar di sini," papar Moreno.

Merespon permintaan tersebut, Nilanto menyambut dengan tangan terbuka dan mempersilahkan pemerintah Guinea Bissau mengusulkan skema sharing knowledge yang ingin dilakukan dalam rangka memperkuat sistem pengendalian kapal perikanan di Guinea Bissau.

"Kami tentu terbuka untuk bekerja sama, termasuk dalam berbagi pengetahuan tentang teknologi pemantauan kapal perikanan ini, silahkan saja teknisnya seperti apa, bisa saja ahli kami kesana atau staf Guinea Bissau yang kesini," ungkap Nilanto melalui siaran pers, Kamis (13 Februari 2020).

Nilanto mengatakan, PUSDAL Ditjen PSDKP ini sendiri memang bagian penting dalam integrated surveillance system yang dibangun oleh KKP. Melalui PUSDAL inilah strategi operasi pemberantasan illegal fishing direncanakan dan disampaikan kepada Kapal Pengawas Perikanan di lapangan. PUSDAL ini dioperasikan selama 24 jam dan berbagai data kunci dikumpulkan serta dianalisa baik yang berasal dari Vessel Monitoring System (VMS), Automatic Identification System (AIS), radar dan informasi yang disampaikan oleh masyarakat.

Selain PUSDAL, Duta Besar Guinea Bisaau bersama rombongan juga mengunjungi Galeri Barang Muatan Kapal Tenggelam (Marine Heritage Galery) yang terletak di lantai 1, Gedung Mina Bahari IV Kantor KKP. Turut hadir mendampingi Plt. Dirjen PSDKP yakni Plt. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Aryo Hanggono dan Sekretaris Badan RSDM KP Maman Hermawan.//yuli.