• News
  • Bersyukur, Masih Ada Rejeki Yang Didapatnya

Bersyukur, Masih Ada Rejeki Yang Didapatnya


Pandemi yang tak kunjung berakhir membuat sebagian para pelaku usaha, baik kalangan kecil, menengah maupun kalangan atas mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal itu membuat para pelaku usaha memutar otak agar usaha yang dikelolanya dapat bertahan dan melewatinya.

Salah satunya Eko Priyanto (32) Pembuat kapal di Galangan Bina Mandiri, Desa Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap.

Dengan bermodalkan pengalaman sering ikut orangtua membuat kapal pada tahun 2006 di salah satu galangan kapal didaerahnya, di tahun 2017 ia dan orang tua berinisiatif membuat galangan kapal sendiri. "Berawal sering ikut bantu bapak buat kapal, di tahun 2017 saya dan bapak berinisiatif membuat galangan sendiri," ucap Eko saat ditemui Tabloidpamor.com, Kamis, (13 Januari 2022).

Menurutnya, pembuatan kapal berjenis Jukung dari nol proses biasanya bisa selesai satu minggu, terkadang kalau misalkan tidak ada kendala atau penambahan permintaan proses pembuatan kapal juga diselesaikan lebih cepat.

"Untuk bahan kayu, kami gunakan kayu yang berserat jenis albiso. Selain bahannya ringan, saat pengeleman hasilnya maksimal antara kayu dan lem," terangnya.

Sementara kayu jenis jati atau lainya, lanjut Eko, biasanya itu digunakan untuk membuat kapal jenis compreng. Kalau untuk kapal jukung seperti yang saya sampaikan tadi, hasilnya kurang maksimal.

Untuk perkapalnya, lanjut Eko, tergantung dari ukuran serta permintaan pemesan. Cuma untuk standar perkapalnya bisa mencapai Rp 21 juta, itu belum ongkos kirim serta ada permintaan tambahan dari konsumen tidak.

"Semisal si pemesan minta dibuatkan palka (tempat menaruh ikan), pastinya itu akan menambah biaya sendiri," imbuhnya.

Dikatakan Eko, pemesan terdiri dari beberapa daerah di Provinsi Jawa Tengah maupun Jawa Barat. Terkadang ada juga pemesan dari Kalimantan maupun NTT. Biasanya pemesan yang diluar Jawa, pesan melalui saudaranya yang berada di Cilacap.

Saat ini digalanganya terdapat ada 6 pekerja, cuma yang dua orang sedang ijin, satu sedang sakit dan satunya lagi lagi antar anak ikut vaksin. "Alhamdulillah meskipun sedang pandemi begini dan banyaknya persaingan sesama pembuat kapal,  setiap minggunya ada 1 sampai 2 pemesan untuk dibuatkan kapal," imbuhnya.

Ia bersyukur saat ini proses pembuatan kapal lebih mudah dari yang dulu. Sekarang membuat cetakan kapal bisa langsung tanpa adanya sambungan dan hasilnya bisa langsung halus. Berbeda dengan dulu, untuk membuat cetakan kapal saja masih ada sambungan. Jadi selesai di cetak harus dirapihkan dan dihaluskan lagi. "Hal itu sangat membantu para pekerjanya dalam membuat kapal. Selain cepat prosesnya, hasilnya bisa lebih maksimal," pungkasnya

Sama halnya yang diutarakan Sakim (34) pemoles Kapal, sekarang lebih cepat pengerjaan poles kapal dibandingkan dulu. Disamping gampang pengerjaannya dan tidak dua kali kerja, proses pembuatan kapal jadi lebih cepat.

"Kalau proses pembuatan kapal bisa cepat selesai, si pemesan kan jadi senang. Apalagi hasilnya bagus sesuai harapan pemesan," imbuhnya.//heru